counter easy hit 9 Film Action yang Perkenalkan Silat Indonesia! – Wanto Ever

9 Film Action yang Perkenalkan Silat Indonesia!

Beberapa film action, baik dari Indonesia ataupun dari luar negeri, diperlihatkan memiliki unsur pencak silat dan sekaligus mempopulerkan bela diri tersebut. Pencak silat merupakan kesenian sekaligus bela diri yang populer di wilayah melayu, termasuk di Indonesia. Menariknya adalah cukup banyak film action yang kemudian mengadaptasi bela diri pencak silat dan dihadirkan dalam ceritanya. Apa saja?

Merantau

Film action yang perkenalkan silat Indonesia yang pertama adalah Merantau yang rilis pada 2009 dan diproduksi oleh rumah produksi Merantau Films. Sebelum menghadirkan film The Raid yang meledak di pasaran dan jadi film paling populer yang perkenalkan pencak silat Indonesia. Merantau merupakan film garapan dari sosok Gareth Evans yang kemudian memperkenalkan aktor Iko Uwais sebagai Yuda.

Yuda merupakan seorang pria dari Minangkabau dan sudah sejak lama para pria dari Sumatera Barat memiiki sebuah tradisi di mana mereka akan pergi merantau setelah beranjak dewasa. Yuda diceritakan adalah seorang pesilat Harimau handal dan tengah bersiap untuk memulai proses merantau ke Jakarta. Hal itu pun membuatnya mau tidak mau harus meninggalkan ibunya tercinta, Wulan dan sang kakak, Yayan.

Tanpa diduga di Jakarta Yuda bertemu dengan yatim piatu Adit dan kakaknya, Astri, yang hampir menjadi korban kejahatan perdagangan manusia. Yuda pun akhirnya harus terlibat konflik dengan pihak organisasi tersebut. Bisa dibilang, tren menggunakan pencak silat dalam film action diawali dari film Merantau di mana melalui rumah produksi tersebut. Momen Iko Uwais dalam menghadirkan koreografi pencak silat di filmnya bisa dibilang sangat apik.

Gundala

Geeks tentunya sudah tidak asing dengan film Gundala yang merupakan film superhero Indonesia pertama di era modern dan merupakan Indonesia pertama yang membuka jagat sinematik Bumilangit. Rilis pada 2019 film ini ini menampilkan aksi keren Abimana Aryastya yang berperan sebagai manusia super yang mampu mengendalikan petir bernama Sancaka. Dalam ceritanya diperlihatkan jika Sancaka bekerja sebagai teknisi listrik.

Suatu hari, pasca pulang kerja dia menjadi korban sambaran petir. Meskipun begitu, Sancaka sendiri berhasil selamat usai tersambar petir dan akibat dari hal tersebut memberinya kekuatan untuk mengendalikan petir. Dengan kekuatannya tersebut akhirnya Sancaka menggunakan kekuatannya untuk menghadapi kejahatan. Dalam aksinya tersebut dia harus berhadapan dengan para penjahat yang ternyata tidak sekedar penjahat biasa melainkan juga melibatkan orang-orang berkuasa.

Sebenarnya elemen pencak silat dalam film ini tidak begitu eksplisit diperlihatkan dalam adegan actionnya mengingat ini adalah film superhero. Elemen pencak silat tersebut digabungkan dengan aksi teatrikal atau akrobatik. Meskipun begitu, film Gundala masih mempertahankan koreografi pencak silat karena Cecep Arif Rahman adalah koreografer atau pihak yang bertanggung jawab atas koreografi action di filmnya.

Wiro Sableng 212

Wiro Sableng 212 rilis pada tahun 2018 silam yang mana film ini diadaptasi dari series atau sinetron laga populer Wiro Sableng yang tayang pada tahun 1996. Filmnya sediri dibintangi oleh nama besar industri perfilman Indonesia seperti Vino G. Bastian, Yayan Ruhian, Rariz Alfarazi dan masih banyak lainnya. Wiro Sableng 212 sendiri menghadirkan cerita tentang kisah kehidupan dri sosok Wira Saksana,

Sejak kecil Wira Saksana diketahui sudah kehilangan orang tuanya karena dihabisi nyawanya oleh seorang pendekar jahat. Wira sendiri diceritakan berhasil selamat dari kebrutalan sang pendekar. Dia kemudian dirawat oleh seorang pendekar sakti mandraguna yang bernama Sinto Gendeng. Wira pun kemudian mendapat kesempatan untuk mendalami ilmu bela diri yang membuatnya menjadi pendekar tangguh.

Setelah mengasah ilmu dan bakatnya Wira mendapat misi dari sang guru untuk mencari Mahesa yang menjadi pendekar ilmu hitam. Seperti halnya film Gundala yang koreografernya diurus oleh Cecep Arif Rahman film Wiro Sableng 212 juga ditangani oleh alumni The Raid yaitu Yayan Ruhiyan di mana dia juga berperan sebagai Mahesa. Sayangnya, film ini kurang begitu laris di pasaran karena berbagai ulasan negatif.

The Night Comes For Us

film silat

Sutradara Timo Tjahjanto menghadirkan salah satu film drama kriminal menarik di tahun 2018 kemarin yang berjudul The Night Comes For Us. Filmnya sendiri menghadirkan cerita tentang sosok Ito yang menjadi bagian dari sebuah kelompok kriminal kejam di Asia Tenggara yaitu Six Seas. Namun, dia kemudian harus terjebak dalam konflik pribadi setelah berusaha untuk melindungi seorang gadis yang menjadi target kelompok tersebut.

Secara plot film The Night Comes For Us cukup banyak mendapatkan sambutan positif dari berbagai pihak. Namun, hal yang kemudian membuat menjadi sorotan dari film ini adalah koreografi bela diri yang dihadirkan dalam ceritanya. Film The Night Comes For Us menghadirkan Joe Taslim dan Iko Uwais sebagai pemeran utama yang memang sebelumnya terkenal mealalui film populer yaitu The Raid.

Adegan koreografi dalam film The Night Comes For Us dianggap sangat menarik dan luar biasa di mana elemen gore dan kekerasan begitu terasa. Meskipun begitu, sebagian fans sendiri merasa bahwa elemen action dalam film tersebut tidak lebih baik daripada film The Raid 2. Terlepas dari hal tersebut The Night Comes For Us sendiri sudah ikut perkenalkan pencak silat Indonesia ke mata dunia.

The Shadow Strays

film silat

Salah satu film action Indonesia terbaru yang ikut perkenalkan bela diri pencak silat. Rilis pada tahun 2024 kemarin fim The Shadow Strays merupakan film hasil garapan sutradara Timo Tjahjanto yang jadi bagian dari proyek film original Netflix Indonesia. Film ini mengisahkan perjalanan 13, seorang pembunuh bayaran muda yang diperankan oleh Aurora Ribero. Setelah gagal menyelesaikan sebuah misi dia pun diberhentikan sementara oleh organisasinya.

Di tengah-tengah momen dia diberhentikan sementara sebagai seorang agen pembunuh bayaran 13 pun bertemu dengan seorang anak laki-laki yang merubah kehidupannya. Anak tersebut ternyata menjadi saksi mata dari kejadian mengerikan yang menimpa keluarganya. Ironisnya adalah pelaku yang menghabisi keluarga dari anak laki-laki tersebut ternyata adalah organisasi tempat 13 selama ini bernaung.

Film action Indonesia yang mendapatkan predikat sebagai film paling brutal sejauh ini menampilkan koreografi adegan bertarung yang memadukan pencak silat, kickboxing, pedang katana, dan senjata lainnya. Menurut informasi yang ada Aurora sendiri menghabiskan waktu sekitar empat bulan untuk berlatih dan mempersiapkan koreografi yang akan dihadirkan dalam filmnya. Hal ini juga yang membuat Aurora mendapatkan pujian dari berbagai pihak.

The Raid 2

film silat

Film action yang perkenalkan pencak silat Indonesia selanjutnya adalah The Raid 2 yang menjadi sekuel dari film pertamanya. Dalam film ini Yuda diperlihatkan kembali beraksi di mana dia menyamar sebagai seorang tahanan. Yuda pun kemudian berusaha untuk melindungi seorang pria di dalam sana yang mana sosok tersebut ternyata adalah anak dari seorang penjahat yang sangat berkuasa.

Pasca bebas dari penjara akhirnya dia pun membawa serta Yuda ke dalam kelompoknya dan bahkan menjadi salah satu sosok kepercayaannya. Momen ikonik dari film The Raid 2 sendiri adalah ketika Yuda dan para tahanan lainnya bertarung satu sama lain di tengah-tengah lapangan penjara yang berlumpur. Adegan ini sendiri menjadikan The Raid 2 sebagai salah satu film bela diri terbaik yang pernah ada.

Banyak kritik yang menyebutkan jika adegan action yang filmnya hadirkan jauh lebih intens daripada film pertama ataupun film lainnya. Adegan kekerasan dalam filmnya dan juga adegan gore lainnya dianggap lebih baik dari film sebelumnya serta film action Indonesia lainnya. The Raid 2 sendiri memang dianggap lebih sukses daripada film pertama dan berhasil membuat popularitas pencak silat jauh lebih melambung.

Fast 6

film silat

Film action yang perkenalkan pencak silat Indonesia selanjutnya adalah Fast 6. Bisa dibilang, ini merupakan kali pertama film Hollywood memperkenalkan bela diri pencak silat ke seluruh dunia. Hal tersebut memang dikarenakan kesuksesan besar dari film The Raid yang mendapatkan tanggapan dan respon positif dari para pencinta film di Amerika dan juga seluruh dunia, terutama dalam hal adegan action di filmnya.

Film Fast 6 sendiri memperlihatkan Owen Shaw, yang merupakan adik dari Deckard Shaw, sebagai villain utama dalam ceritanya. Kemudian, kita melihat bagaimana Shaw memiliki banyak bawahan di mana salah satunya adalah Jah yang karakternya diperankan oleh Joe Taslim. Kemampuan dari Jah sendiri diperlihatkan dalam pertarungan menghadapi Roman Pierce dan juga Han di Waterloo Station di Inggris.

Jah sendiri nampak dengan mudah mampu untuk menghadapi kedua karakter itu dengan sangat mudah. Bahkan, mereka berdua nampak ketakutan dan tidak berdaya menghadapi Jah. Namun, di akhir ceritanya sendiri diperlihatkan jika Jah dan yang lain akhirnya berhasil untuk dilumpuhkan. Menariknya adalah Fast 6 menghadirkan satu kalimat ikonik dalam bahasa Indonesia yaitu “hantam mereka.”

John Wick 3: Parabellum

film silat

Meskipun film Fast 6 memperlihatkan momen Joe Taslim menggunakan pencak silat dalam menghadapi Roman Pierce dan Han di Waterloo Station tetapi, dari beberapa film Hollywood yang ikut perkenalkan pencak silat Indonesia yang bisa dikatakan paling intens dan secara eksplisit adalah John Wick 3: Parabellum. Banyak Gees yang tentunya sudah mengetahui adegan mana yang dimaksud dalam poin ini.

Ketika The Adjudicator meminta Zero, seorang ninja dan salah satu agen The Table terbaik, untuk memburu John Wick dia kemudian membawa serta dua murid terbaiknya. Dua murid dari Zero sendiri diperankan oleh Cecep Arif Rahman dan Yayah Ruhiyan. Dalam pertarungan epik di sebuah gedung diperlihatkan keduanya bertarung menghadapi John Wick dengan menggunakan koreografi pencak silat.

Pada awalnya, kedua murid Zero tersebut berhasil untuk membuat John Wick kewalahan. Selain menggunakan tangan kosong diperlihatkan Cecep Arif Rahman menggunakan karambit untuk menghadapi John Wick. Pada akhirnya, Wick berhasil mengalahkan mereka. Menariknya adalah pertarungan ini nampak lebih seperti dua pihak yang saling menghormati dan mengagumi satu sama lain. Keduanya bahkan dibiarkan hidup dan Wick menyampaikan salam perpisahan di akhir pertarungan.

The Raid

film silat

Film action yang perkenalkan silat Indonesia yang terakhir tidak lain adalah The Raid garapan sutradara Gareth Evans. Harus diakui bahwa film action epik yang dibintangi oleh Iko Uwais, Yayah Ruhiyan, dan Joe Taslim ini memang berhaisl membawa nama besar Indonesia di mata Hollywood dan para pencinta film di seluruh dunia. Bukan hanya sebagai negara melainkan juga dari seni bela diri pencak silat tersebut.

Meskipun hanya menggunakan budget atau dana produksi yang kecil namun, Gareth Edwards berhasil memaksimalkan potensi dari film tersebut melalui adegan action berupa pertarungan intens yang penuh darah. Momen epik dari kemunculan adegan silat di film The Raid sendiri terjadi ketika Yuda sudah berada di dalam gedung tempat yang jadi target operasi pihak kepolisian yang justru gagal untuk dilakukan.

Contoh dari hal di atas adalah bagaimana Yuda menghadapi para penjahat dalam jumlah banyak di salah satu lorong di mana dia memanfaatkan ruang sempit dan pertarungan jarak dekat dengan memanfaatkan teknik pencak silat. Namun, adegan paling epik di filmnya yang juga jadi momen ikonik adalah pertarungan antara Yuda menghadapi Mad Dog yang diperankan oleh yayan Ruhiyan.

Pencak silat sebelumnya dikenal sebagai sebuah kesenian dan ilmu bela diri semata. Namun, semenjak pengaplikasiannya dalam proyek film membuat pencak slat Indonesia menjadi populer. Bahkan, tidak sedikit film Hollywood yang kemudian mempopulerkan pencak silat Indonesia tersebut.

Artikel 9 Film Action yang Perkenalkan Silat Indonesia! pertama kali tampil pada Greenscene.

About admin